Berteman sejak kecil dan sering bermain basket, Go Hwan, Nam Joon, dan Gap Deok adalah tiga remaja SMA yang tak terpisahkan satu sama lain. Karena menderita ALS (Amyotrophic lateral sclerosis), kondisi Go Hwan berangsur-angsur memburuk. Tubuhnya pun menjadi lumpuh dan hanya bisa berbaring di rumah sakit. Dokter pun menyimpulkan bahwa Go Hwan bisa saja meninggal dalam waktu yang dekat.
Go Hwan sendiri tidak terlalu menyadari bahwa ajalnya akan menjelang sebentar lagi kalau saja dia tidak melihat gelagat aneh kedua sahabatnya beserta ayah ibunya yang menanyakan hasrat atau keinginannya yang berlum terkabulkan. Ayahnya tiba-tiba mengajak Go Hwan untuk mengikuti lari marathon. Dua temannya yang mengajaknya ke pantai. Dan ibunya yang memanggil bintang basket nasional untuk memberi semangat hidup padanya.

Namun, sebenarnya kesemuanya itu bukanlah hal yang sangat diinginkan Go Hwan. Menyadari usianya yang tinggal sebentar lagi, Go Hwan sebenarnya ingin meninggal dalam keadaan dewasa. Untuk itu dia yang masih perjaka merasa ingin untuk melepaskan hasratnya sebagai seorang lelaki dewasa. Namun karena hal ini adalah sebuah hal yang tabu, dia pun tak mampu mengungkapkannya kepada kedua orangtuanya. Hanya kepada Nam Joon dan Gap Deok, dua orang teman sejatinya itu, Go Hwan pun mengungkap permintaan terakhirnya itu sebelum dia meninggal. Nam Joon dan Gap Deok yang mendengar wasiat terakhir temannya itu pun langsung menyanggupinya, tanpa sadar bahwa hal itu adalah sebuah hal yang tak mungkin didapatkan oleh anak SMA seperti mereka, para remaja di bawah umur.
Tak peduli rintangan apa yang menghadang, Nam Joon dan Gap Deok pun bertekad untuk mengabulkannya.