Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

"Bukchon" oleh Lee Hyekyung

2019-01-22


Sekilas isi Sudut Sastra Korea hari ini:


“Seperti seekor burung yang bersembunyi dibalik semak-semak, wanita itu berlari ke dalam gang… Saat itu sang pria membuang kantung sampah dan berpaling.”

Itulah awal dari cerita pendek “Bukchon” oleh Lee Hyekyung.



Wanita itu lalu menolehkan kepalanya menuju ke halaman rumah. Dari pintu geser, ke ruang dalam, ke tapakan batu marmer dimana sepasang sandal diletakkan sembarangan, hingga ke tembok yang menghadap ke arah gang -- pandangan matanya melompat dari satu tempat ke tempat lain. 

“Rumah ini seperti rumah-rumah yang muncul di TV. Tahu, kan… kalau pagi seluruh keluarga berkumpul mengelilingi meja besar untuk sarapan.”

Helai-helai rambut halus di pipinya bergemilang keemasan oleh sinar matahari. Saat sang pria meraih helaian rambut emas itu, waktu berhenti, dan mereka berdua terdiam membeku. Itu hanyalah bayangan yang terlintas di benaknya.


여자는 고개를 마당으로 돌렸다.

안채의 분합문과 짝짝이 제멋대로 나뒹구는 슬리퍼 한 벌이 올려진 화강암 댓돌을 거쳐

골목 쪽으로 난 담장까지.

겅중겅중 건너뛰는 시선이었다.

“이 집은..... 꼭 드라마에 나오는 집 같네요.“


여자의 볼에 돋은 솜털이 햇살 받아 하르르, 금빛으로 빛났다.

그 금빛 털에 손을 뻗치는 순간,

시간이 정지되고 그와 여자가 그대로 화석이 되어버리는,

그런 영상이 그의 눈앞을 스쳤다.



Di tengah ibu kota Korea yang moderen ini, Bukchon bagaikan pintu gerbang menuju Seoul di masa lalu. Saat berkunjung, kita dapat merasakan sebuah ketenangan dan nostalgia. Tempat dimana masa lalu dan masa kini berbaur, serupa dengan para tokoh utama dalam cerpen ini. Pengalaman mereka di masa lalu menjadi bagian dari identitas mereka di masa kini. Mungkin inilah alasan Bukchon dipilih sebagai latar dari cerita penulis Lee ini.



Di tengah hutan gedung pencakar langit Seoul, terdapat sebuah sudut dimana rumah-rumah hanok berada. Dimana-mana turis yang terkesan dengan tembok dan genting rumah-rumah hanok di Bukchon itu menekan tombol shutter kamera mereka. Merekan bahkan terkesan dengan hal-hal kecil seperti kebun kecil yang terletak di dekat pintu rumah, dan suara mereka itu terdengar hingga di balik tembok. Kedua tokoh utama yang tertidur siang di ruang tamu itu pun terbangun oleh suara itu. Namun begitu sang pria memandang bulu mata lentik sang wanita, dunianya itu seakan-akan memudar dari pandangannya.


주말이면 북촌 골목은 동네를 구경하는 사람들로 붐볐다.

빌딩 숲인 서울 한구석의 한옥마을,

사람들은 한옥 담벼락이며 기와 지붕의 선에 홀려

카메라 셔터를 누르며 골목을 누볐다.

문간에 가꿔놓은 손바닥만한 꽃밭조차 새롭게 느껴지는지,

어머머, 감탄하는 소리가 담장을 넘어 들어오기도 했다.


함께 거실에 누워 설핏설핏 낮잠을 자다가 

담장 밖, 지나는 목소리에 깨어나 여자의 부챗살 같은 속눈썹을 볼 때면

세상이 멀찌감치 물러나는 듯했다.




Penulis Lee Hyekyung:

1960 - lahir di kota Boryeong, Propinsi Chungcheong Selatan

1982 - debut sebagai penulis

1995 - novel berjudul “Rumah di Atas Jalan” diterbitkan, meraih Penghargaan Sastrawan Hari ini, dll.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >