Di dunia ini, tidak ada tanaman yang bernama rumput liar. Sesuai dengan tempat pertumbuhan, rumput itu menjadi tanaman hias atau juga menjadi rumput liar. Walaupun suatu tanaman menjadi bunga mawar cantik, bunga mawar yang berakar di tengah sawah terpaksa dicabut. Salah satu urusan penting dalam pertanian musim panas tiada lain adalah kegiatan menyiangi yang biasa disebut sebagai 'Gimmaegi.' Memang, udara musim panas yang memancarkan sinar mentari yang terang dan juga kadang-kadang hujan turun sangat cocok untuk menumbuhkan tanaman, namun rumput liar juga tumbuh dengan baik. Para petani harus membungkukkan punggungnya sepanjang hari untuk mencabut rumput, dan wajahnya berkeringat banyak, seperti halnya hujan turun karena udara dari tanah. Demikianlah, kegiatan menyiangi rumput sangat susah bagi para petani, namun katanya kegiatan menyiangi rumput itu harus berulang sebanyak tiga kali agar memperoleh hasil panen yang berlimpah-limpah pada musim gugur. Walaupun kegiatannya sangat menyulitkan, jika bekerja sambil melantunkan nyanyian, nampaknya kegiatan itu terasa agak mudah.
Goksan atau gunung Gok, Jeongbalsan dan Gobongsan atau gunung Gobong adalah nama dari wilayah dan gunung yang terdapat di daerah Goyang. Namun, Bukmangsan atau gunung Bukmang adalah gunung kecil di bagian utara dari kota Luoyang, Provinsi Henan, Cina. Di kota Luoyang, banyak kalangan bangsawan tinggal, sehingga setelah mereka meninggal dunia, kebanyakan diantara mereka dimakamkan di sekitar gunung Bukmang. Oleh karena itu, gunung Bukmang menjadi sinonim yang merupakan tempat pemakaman orang. Saat mereka menyanyi, kesulitan kerja dapat terlupakan, namun di sisi lain, mereka merasa kasihan terhadap kehidupan mereka yang melakukan kerja yang menyusahkan.
Kegiatan menyiangi bertujuan untuk mencabut rumput-rumput liar, namun tujuan lain adalah menganginkan tanah dan menjaga kelembaban di dalam tanah. Alat yang digunakan untuk menyiangi rumput adalah cangkul yang biasa disebut sebagai 'Homi' dalam bahasa Korea. Ada ungkapan bahwa seratus batang padi tumbuh lewat satu kali kerja dengan cangkul. Ungkapan itu menunjukkan betapa pentingnya kegiatan menyiangi rumput. Di pulau Jeju, rumput liar disebut 'geomjil', dan nyanyian yang dilantunkan sambil menyiangi rumput dijuluki sebagai 'Sadesori.' Di pulau Jeju, pertanian di ladang lebih banyak dilaksanakan daripada pertanian di sawah, sehingga 'Sadesori' adalah nyanyian yang dilantunkan oleh kalangan wanita di ladang.