Sejak terjadinya kasus penelitian oleh Hwan Woo-seok 3 tahun yang lalu, pemerintah Korea Selatan akhirnya mengizinkan penelitian sel batang embrio.
Dalam pertemuan hari Rabu, Komite Etika Teknologi Bio Nasional Korea memberikan izin dengan syarat terhadap permohonan yang diajukan oleh tim professor Jung Hyung-min dari Rumah Sakit Cha.
Syarat yang diajukan oleh Komite Etika Teknologi Bio Nasional Korea adalah merevisi judul dan tujuan penelitian, serta mengurangi jumlah sel telur yang akan dipakai untuk penelitian dari 1000 menjadi 800 buah.
Untuk itu, tim penelitian seharusnya mendapatkan lagi persetujuan untuk penggunaan sel telur, seiring dengan peningkatan peranan dan fungsi Komite Etika Teknologi Bio.
Hal itu terjadi untuk kali pertama bagi pemerintah untuk mengizinkan penelitian sel batang dengan menggunakan teknologi penggantian nucleus sel batang sejak tahun 2006, atau setelah kasus pemalsuan tesis oleh ahli cloning Hwang Woo-suk dalam studi sel induknya.
Teknologi transfer nukleus sel batang atau sel somatik, adalah nukleus yang diekstrak dari sel somatik pasien yang dimasukan ke indung telur orang lain yang nukleusnya telah dibuang.
Sel batang yang dikloning bisa digunakan untuk membuat organ tubuh baru sebagai ganti sel-sel yang rusak dalam tubuh manusia, akan tetapi, kegiatan ini masih terus menimbulkan perdebatan berdasarkan pertimbangan ilmiah, moral dan nilai-nilai kemanusian.