Pemerintah Korea merencanakan akan mengekspor 80 buah stasiun pembangkit tenaga nuklir hingga tahun 2030 mendatang, sekaligus merebut 20% pangsa pasar pembangunan stasiun pembangkit listrik tenaga nuklir dunia.
Hal itu disampaikan menteri Perekonomian dan Pengetahuan Korea, ketika melaporkan ‘Strategi ekspor industri pembangkit listrik tenaga nuklir’ kepada presiden Lee Myung-bak pada hari Rabu.
Untuk itu, departemen Perekonomian dan Pengetahuanakan berusaha untuk menswasembadakan mayoritas teknologi inti dalam 2 tahun mendatang, termasuk penyusunan kode pembangkit, pompa pendingin, dan sarana pengukuran dan pengontrolan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Sejalan dengan itu, pihaknya akan mengaktifkan proyek pengembangan dan penelitian untuk meningkatkan usia aktif pembangkit listrik tenaga nuklir buatan Korea dengan menyuntikkan dana 400 miliar won hingga tahun 2017 mendatang.
Selain itu, pemerintah Seoul akan meningkatkan porsi kepemilikan uranium yang diproduksi dengan dana swasembada sebanyak 50% dari total volume impor uranium hingga tahun 2030 mendatang.