Badan transaksi tenaga listrik atau Korea Power Exchange (KPE) mengumumkan bahwa mereka berhasil mengembangan sistem manajemen energi gaya Korea yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Korea pada teknologi asing.
Badan itu mengatakan hari Selasa bahwa sistem yang dikembangkan dengan baru itu adalah integrasinya teknologi informasi tercanggih dengan sistem manajemen energi.
Sistem itu adalah fasilitas utama untuk mengelola daya listrik skala besar yaitu 10 juta kilowatt lebih.
Korea Selatan adalah negara ke-5 yang mengembangkan sistem demikian dengan teknologi mandiri bersama dengan AS, Jerman dan Prancis dan Jepang.
Dengan pengembangan baru itu, Korea Power Exchange mengatakan pihaknya akan bisa mengontrol dan mengelola fasilitas tenaga listrik secara terintegrasi termasuk pembangkit listrik utama, stasiun tambahan dan jaringan distribusi berdasarkan pada teknologi dan peralatan lokal yang dikembangkan.