Korea Selatan meminta Irak memberikan dukungan dalam menawarkan perusahaan lokal ke berbagai proyek rekonstruksi di negara Timur Tengah, sebagaimana dijelaskan Kementerian Energi pada hari Selasa (15/10/2013), dalam sebuah langkah untuk menempa lebih dalam hubungan ekonomi dengan negara yang dilanda perang.
Menteri Energi Yoon Sang-jick bertemu dengan Hussein al-Shahristani, Wakil Perdana Menteri Energi Irak, di Seoul sehari sebelumnya dan meminta dukungan untuk menawarkan perusahaan lokal pada beberapa proyek-proyek rekonstruksi.
Yoon mengatakan perusahaan Korea Selatan tertarik untuk berpartisipasi dalam beberapa rencana pengembangan energi di negara Timur Tengah, termasuk proyek minyak senilai US $4 miliar di selatan kota Az Zubair.
Menteri Perdagangan, Industri dan Energi juga menyerukan untuk mempercepat pembicaraan antara Korea National Oil Corp dan Perusahaan Pemasaran Minyak yang dikelola negara Irak mengenai penyimpanan minyak mentah Irak di Seoul.
Irak, yang memegang cadangan minyak terbesar kelima di dunia, mencapai produksi harian rata-rata minyak mentah 3 juta barel pada tahun lalu, yang mengalami pemulihan ke tingkat yang teramati selama periode sebelum perang, sebagaimana ditunjukkan dari data industri.
Negara Timur Tengah juga berencana untuk menginvestasikan 504,3 miliar dolar untuk mendorong industri energi pada 2030. Pertumbuhan ekonominya diperkirakan melompat 14,7 persen pada tahun 2013.