Para pemimpin dari tiga perusahaan kartu kredit, yaitu Kookmin, Lotte, dan Nonghyup yang mengalami kasus kebocoran informasi pribadi milik nasabah menyatakan mundur dari jabatannya. Selain itu, seluruh pemimpin dari perusahaan pengelola informasi pribadi, yaitu KCB yang diketahui sebagai tempat kerja terdakwa pembobol informasi juga menyatakan mengundurkan diri sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kasus tersebut.
Jumlah nasabah di tiga perusahaan yang mengalami kerugian tersebut mencapai 82.450.000 orang. Ketiga perusahaan tersebut menyatakan pihaknya akan memberikan kompensasi bagi para nasabah yang mengalami kerugian materi dan psikologis akibat penggunaan kartu kredit ilegal.
Sehubungan dengan kasus tersebut, untuk pertama kalinya 130 orang yang informasi pribadinya bocor menggugat tiga perusahaan kartu kredit secara kolektif, dengan menuntut biaya kompensasi senilai 110 juta won.
Sementara itu, para nasabah dari ketiga perusahaan kartu kredit meminta kartu kreditnya diterbitkan ulang. Dengan melonjaknya permintaan ini membuat banyak nasabah lain mengalami ketidaknyamanan akibat tidak lancarnya komunikasi melalui telepon dan pada situs perusahaan tersebut.