Menteri Keuangan, Choi Kyung-hwan, memastikan kebijakan pelonggaran moneter dan fiskal Korea Selatan kemungkinan akan terus berlanjut di tahun ini.
Dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada hari Senin (9/2/2015), Choi mencatat suku bunga Korea Selatan sudah dipotong dua kali dari 2,5 persen menjadi dua persen pada semester kedua tahun lalu dan "ini sudah tingkat terendah dalam sejarah."
Sementara memastikan kelanjutan kebijakan ini, Choi mengatakan ia percaya reformasi struktur ekonomi nasional lebih penting daripada menaikkan atau menurunkan suku bunga acuan.
Dia juga mengatakan Korea Selatan bisa menerima keuntungan dari harga minyak dunia rendah, tetapi ekspor bisa berdampak negatif jika perekonomian negara penghasil minyak melambat.
Menteri mengatakan negara-negara yang hanya mengejar kebijakan moneter untuk meningkatkan daya saing mereka sendiri tidak akan menguntungkan bagi perekonomian global.