Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pada hari Jumat (13/2/2015) bahwa perekonomian Korea Selatan bisa menghadapi risiko sisi buruk yang lebih besar di tengah tidak menentunya ekonomi dunia luar.

Mengakhiri konsultasi tahunan selama dua minggu dengan pemerintah Korea Selatan, Kepala Misi IMF untuk Korea, Brian Aitken, mengatakan pada para wartawan bahwa risiko terbesar yang dihadapi Korea adalah melambatnya pertumbuhan ekonomi global.

Tujuh orang anggota tim IMF memprediksi bahwa tingkat konsumsi akan tetap lemah seiring dengan adanya dampak menuanya usia penduduk pada harga perumahan yang akhirnya bisa mengakibatkan rendahnya pertumbuhan ekonomi di tengah banyaknya perusahaan yang menunda investasi.

Para ahli ekonomi mengatakan bahwa naiknya jumlah hutang rumah tangga Korea bukanlah ancaman jangka-pendek bagi perekonomian karena hutang tersebut tidak terkait dengan konsumsi. Mereka juga mengungkapkan bahwa Korea kemungkinan besar tidak akan mengalami penurunan harga-harga secara tajam.

Para analisis IMF mendesak pemerintah Korea Selatan untuk menggunakan kelonggaran kebijakannya untuk menghindarkan munculnya inflasi yang rendah serta situasi pertumbuhan yang rendah. Mereka juga memberi peringatan bahwa menghindari hal-hal itu cukuplah sulit.

Menyinggung prediksi pemerintah Korea tentang pertumbuhan ekonomi negaranya sebesar tiga koma tujuh persen, pihak IMF mengatakan bahwa angka optimistik itu layak bagi Korea.