Turki membuka pasar jasa negaranya kepada Korea Selatan untuk pertama kalinya. Hal ini membuat perusahaan-perusahaan Korea Selatan bisa melaju ke pasar konstruksi, lingkungan dan kebudayaan di Turki, dengan posisi lebih kondustif dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan negara pesaing, seperti Jepang dan Cina.
Menteri Perindustrian, Perdagangan dan Sumber Daya Korea Selatan Yoon Sang-jik dan rekannya dari Turki, Menteri Perekonomian Nihat Zeybekci menandatangani perjanjian perdagangan bebas FTA bilateral dibidang jasa pelayanan dan investasi, di Seoul pada hari Kamis (26/02/2015).
Berdasarkan pada kesepakatan jasa pelayanan, kedua negara merujuk liberalisasi pasar jasa negara masing-masing dengan level yang lebih tinggi daripada Agenda Perkembangan Doha (DDA) - WTO. Hasilnya, Turki memutuskan akan membuka pasarnya dengan tingkat lebih tinggi di 18 sektor, termasuk konstruksi, budaya dan lingkungan.
Perjanjian bidang investasi, dirinci dengan tersedianya landasan institusional untuk menggairahkan investasi antar kedua negara, termasuk liberalisasi investasi, perlindungan investasi dan persoalan penyelesaian sengketa antara negara dan investor (ISD).
Turki memasukkan bidang layanan jasa dan invetasi ke dalam FTA dengan Korea Selatan untuk pertama kalinya.