Korea Utara menampilkan reaksi pertama terbuka terkait pemberitaan eksekusi Panglima Militer Korea Utara, Hyon Yong-chol, yang dikeluarkan Badan Intelijen Korea Selatan.
Situs propaganda di Korea Utara , Uriminzokkiri mengecam Korea Selatan dengan keras, menyebutnya sebagai penghancur martabat pemimpin tertinggi dan ungkapan 'politik intimidasi' dan 'politik eksekusi' menghina pemerintahan Korea Utara. Ditambahkannya, reaksi media soal eksekusi Hyon adalah provokasi skala besar dan dosa tidak termaafkan.
Soal eksekusi Hyon, Korea Utara menghindari sebutan langsung, serta tidak mengakui dan juga tidak membantahnya.
Profesor ilmu Korea Utara, Nam Seong-wook, dari Universitas Korea mengatakan jika Korea Utara mengakui eksekusi itu, politik intimidasi Kim Jong-un akan terbuka ke dunia internasional, dan akan memaksa Korea Utara jadi terisolasi. Karenanya, mereka melancarkan perang urat saraf terhadap Korea Selatan untuk meredakan desas desus eksekusi Hyon.
Pada tanggal 17 Mei lalu, Korea Utara menampilkan sosok Hyun Yong-chol dan Ma Won-chun dalam film dokumenter 2 tahun lalu tanpa menghapus gambar mereka.
Protes Korea Utara soal pemberitaan eksekusi Hyon tampaknya akan kembali membekukan hubungan antara dua Korea sebagaimana acara bersama peringatan 15 Juni dan kunjungan ibu Lee Hee-ho yang akan mengalami masalah.