Departemen Keuangan, Bank Sentral Korea Selatan, Komisi Jasa Keuangan dan Dinas Pengawas Keuangan mengadakan pertemuan bersama pada hari Rabu (1/7/2015) membahas krisis utang Yunani yang memburuk.

Pada pertemuan yang diadakan setelah Yunani melewati tenggat waktu pembayaran pinjaman 1,5 miliar euro dari Dana Moneter Internasional yang jatuh pada hari Selasa (30/6/2015), peserta pertemuan sepakat situasi yang ditimbulkan akan memiliki dampak terbatas bagi perekonomian Korea Selatan.

Mereka menyimpulkan bahwa tipis kemungkinan arus modal besar keluar seraya mengutip volume perdagangan Korea Selatan dengan Yunani minimum dan kesehatan keuangan eksternal kuat. Tahun lalu, ekspor ke Yunani menyumbang 0,2 persen dari total ekspor nasional.

Seorang pejabat kementerian keuangan mengatakan pasar keuangan Korea Selatan tampaknya kurang terpengaruh dengan krisis Yunani dibandingkan pasar Eropa dan Asia lainnya. Sambil mengingatkan bahwa Yunani memang sudah diperkirakan akan melewati tenggat waktu, pejabat itu mengatakan kondisi saat ini tidak memerlukan rencana aksi.

Namun, dengan Yunani memerlukan kliring tunggakan bagi pembiayaan IMF lebih lanjut, pertemuan itu membahas langkah untuk menanggapi situasi tak terduga. Sementara warga Yunani diperkirakan akan memilih mendukung persyaratan jaminan yang diajukan pemberi pinjaman, para pejabat juga menyiapkan langkah atas hasil yang bisa berbeda pada referendum hari Minggu (28/6/21015) dan atas kemungkinan Athena membatalkan hasil pemungutan suara.

Sejak Senin (29/6/2015), pemerintah Korea Selatan telah mengadakan pertemuan antar-menteri setiap hari untuk mempersiapkan skenario terburuk, termasuk keluarnya Yunani dari zona euro.