Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan negara-negara dengan surplus transaksi berjalan yang besar, seperti Korea Selatan, Cina, dan Jerman, harus memperbaiki ketidakseimbangan agar bisa meningkatkan pertumbuhan global.
Dalam sebuah analisis laporan saldo eksternal dan nilai tukar 28 negara ditambah kawasan euro, yang dirilis hari Selasa (28/7/2015), IMF mengatakan ketidakseimbangan tersebut berkontribusi pada ketidakstabilan finansial.
Lembaga itu kemudian meminta negara-negara dengan surplus transaksi berjalan yang besar untuk membantu memperbaiki ketidakseimbangan mereka dengan meningkatkan belanja domestik.
Deputi Pertama Direktur Pelaksana IMF, David Lipton, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "ketidakseimbangan saat ini jauh berkurang" dibandingkan situasi sekitar tahun 2006 hingga 2008, tapi "beberapa tahun terakhir tampak hanya sedikit kemajuan dalam mengurangi ekses ketidakseimbangan tersebut."
Dia menambahkan bahwa kelambanan dalam memperbaiki ketidakseimbangan akan berarti menghilangkan kesempatan bagi pertumbuhan dan stabilitas global.
Laporan itu mengatakan nilai tukar riil Korea Selatan untuk tahun 2014 adalah lima sampai 13 persen "lebih lemah dibandingkan pada tingkat yang konsisten dengan fundamental dan kebijakan yang diinginkan."
Lipton memasukkan Inggris, Brasil, dan Perancis ke dalam negara-negara dengan defisit neraca terbesar saat ini.