Akibat kekhawatiran provokasi Korea Utara dan penurunan harga saham di AS akhir pekan lalu, kondisi pasar saham Korea Selatan tampak menjadi tidak stabil.
Pada hari Senin (24/8/2015) patokan Indeks Harga Saham Gabungan Korea Selatan (KOSPI) anjlok 2,47 persen, atau 46,26 poin, menjadi 1.829,81. Pada transaksi siang, indeks mencapai titik terendah 1.800,75 akibat kekhawatiran investor pada berita pembukaan lemah indeks Shanghai. Khususnya, para investor asing menguasai pergerakan turun harga saham dengan menjual saham-sahamnya.
KOSDAQ, patokan bagi banyak perusahaan teknologi, kehilangan 2,19 persen, atau 13,72 poin, dan ditutup pada 613,33.
Di pasar valuta asing, mata uang lokal dibuka melemah, dengan catatan 1.200 won per dolar untuk pertama kalinya sejak Oktober 2011. Transaksi ditutup tepat di bawah ambang batas pada 1.199 won per dolar AS, naik empat won.
Sementara itu, Bank Sentral Korea Selatan (BOK) membuka sidang yang dipimpin Wakil Gubernur pada hari Senin pagi untuk mengatasi kondisi ini sembari mencermati perubahan pasar keuangan dan valuta asing.
Komisi Keuangan juga membuka sidang untuk menyelesaikan unsur ketidakstabilan yang berasal dari luar negeri.