Indeks Harga Saham Gabungan Korea-KOSPI sempat turun drastis di bawah level 1.870 poin. Anjloknya KOSPI diakibatkan situasi buruk terkait Korea Utara, seperti penghentian operasi kawasan industri Gaeseong dan juga lemahnya bursa saham negara-negara utama, termasuk Jepang.
Bursa saham Korea Selatan pada hari Kamis (11/2/2016) dibuka diangka 1.872,68, jatuh 45,11 poin atau 2,35 %. Penurunan itu merupakan yang paling besar setelah Korea Utara melakukan penembakan tgl. 21 Agustus tahun lalu.
Investasi individu membeli saham lebih dari 30 miliar won namun investor asing dan lembaga investasi bersama-sama masing-masing menjual lebih dari 60 miliar dan 10 miliar won.
Saham teknologi KOSDQ juga ikut melemah, turun sebesar 3%. Sentimen investasi menyusut akibat peluncuran rudal jarak jauh Korea Utara, penutupan kawasan industri Gaesong, serta anjloknya pasar negara-negara utama dalam periode hari libur Tahun Baru Imlek.
Sementara itu, Kementerian Keuangan dan Strategi Seoul mengadakan pertemuan pada hari Kamis (11/2/2016) dan menyatakan ketidakpastian pasar uang negara-negara utama semakin menjadi stabil, dengan Amerika Serikat ada kemungkinan akan memperlambat laju kenaikan suku bunganya.
Dikatakan, nilai tukar mata uang won terhadap dolar dan kredit gagal bayar-CDS di pasar keuangan dalam negeri menunjukkan tren stabil.
Namun demikian, faktor-faktor yang tidak stabil di pasar internasional masih ada, sehingga pertemuan pemeriksaan kondisi pasar akan digelar setiap hari untuk mengamati tren pasar keuangan dan valuta asing.