Sebanyak 7 dari 10 ahli ekonomi menganalisis bahwa perekonomian Korea Selatan sudah berada pada pertumbuhan yang rendah dalam jangka panjang.
Menurut hasil survei dari Perhimpunan Industri Korea yang baru-baru ini dilakukan terhadap 60 ahli ekonomi, 70% responden menjawab Korea Selatan sudah memasuki tahap pertumbuhan yang rendah.
Sementara itu jawaban masyarakat Korea Selatan tentang kemungkinan perekonomian terjebak dalam era pertumbuhan rendah untuk beberapa waktu ke depan, 9 dari 10 orang menilai ekonomi Korea Selatan benar-benar sudah mengalami pertumbuhan yang rendah.
Sebanyak 8 dari 10 ahli memilih pelemahan dasar fundamental ekonomi sebagai penyebab terjadinya pertumbuhan yang rendah. Singkatnya, daya saing perusahaan Korea Selatan anjlok tajam di pasar global.
Oleh karena itu, 90% responden juga berpendapat sulit bagi ekonomi Korea Selatan untuk kembali memperlihatkan tren pertumbuhan seperti saat sebelumnya, meskipun ekonomi global akan pulih.
Para ahli ekonomi juga memilih tertundanya reformasi sistem ekonomi sebagai krisis yang paling serius yang dihadapi ekonomi negara. Mereka menilai bahwa deregulasi dan reformasi tenaga kerja terus ditangguhkan, dan hasilnya efektivitas ekonomi dan vitalitas ekonomi secara keseluruhan mengalami penurunan.
Mereka menyebutkan perlunya tindakan jangka menengah dan panjang untuk menanggulangi pertumbuhan rendah, seperti reformasi struktural dan menciptakan industri baru, bukan penyusunan anggaran tambahan dan langkah penggairahan belanja lokal seperti saat ini.