Sejalan dengan peningkatan drastis kebutuhan listrik pada tahun ini, kebutuhan puncak tenaga listrik diperkirakan akan melebihi 80 GW. Namun, suplai listrik juga mengalami peningkatan sebesar 2,5 GW berkat pembangunan pembangkit listrik baru, sehingga rasio cadangan tenaga listrik juga bisa dijaga pada kisaran 12,7%.
Kementerian Perindustrian, Perdagangan dan Sumber Daya mengumumkan perkiraan kebutuhan listrik musim panas beserta langkah lanjutan terkait. Pihaknya menyatakan akan mencermati pengendalian distribusi dan permintaan tenaga listrik untuk mencegah kasus yang tidak diinginkan, terutama menghadapi kenaikan suhu udara, penghentian pengoperasian pembangkit listrik, masalah jalur transmisi listrik, dan sebagainya.
Kementerian lebih lanjut mempredikisi kebutuhan puncak tenaga listrik pada musim panas ini akan menembus 80 GW, karena suhu udara di bulan Agustus diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Namun, rasio cadangan tenaga listrik bisa terjaga pada kisaran 12,7% karena peningkatan suplai sebesar 2,5 GW, sehingga kapasitas maksimal tenaga listrik turut naik menjadi 92,1 GW.
Pemerintah menyatakan bahwa cadangan tenaga listrik bisa terjaga di angka 10,4 GW, jika tidak ada kasus tak terduga. Meskipun demikian, pihaknya akan tetap mencermati situasi karena cadangan tenaga listrik bisa turun ke angka 8,4 GW (rasio cadangan tenaga listrik 10%) apabila kebutuhan puncak tenaga listrik meningkat sampai 83,7 GW.