Gubernur Bank Sentral Korea (BOK) Lee Ju-yeol mengatakan pada hari Selasa (19/7/2016) bahwa walaupun dirinya setuju akan perlunya penghapusan kebijakan moneter, dia khawatir langkah tersebut dapat menyakiti kestabilan keuangan Korea Selatan.
Lee membuat pernyataan tersebut dalam sebuah konferensi internasional yang diadakan oleh BOK, Institut Korea untuk Kebijakan Ekonomi Internasional (KIEP), dan Institut Petersen untuk Ekonomi Internasional (PIIE).
Dalam pidato di konferensi tersebut yang berfokus pada kebijakan moneter dalam ekonomi terbuka kecil, Lee menyatakan bahwa kebijakan moneter perlu diatur sedemikian rupa sehingga berdampak bagi stabilitas keuangan, sambil membantu perbaikan pertumbuhan ekonomi.
Lee mengatakan bahwa mempertahankan kebijakan moneter yang longgar memang diperlukan untuk ekonomi terbuka kecil agar mereka tidak terus terperangkap dalam jeratan tingkat pertumbuhan yang rendah, namun kewaspadaan tetap diperlukan agar langkah tersebut tidak membahayakan stabilitas keuangan.
Dikatakannya bahwa sistem ekonomi terbuka kecil lebih rentan terhadap pelonggaran moneter berlebihan sebagaimana mereka rentan terhadap aliran modal yang keluar secara mendadak dan depresiasi mata uang sebagai dampak dari faktor eksternal.