Ada analisis pemerintah bahwa gejala pemulihan ekonomi Korea Selatan pada saat ini tidak pasti, dan kondisi ekonomi sulit membaik untuk sementara waktu.
Kementerian Strategi dan Keuangan Korea Selatan mengumumkan kecenderungan ekonomi terkini hari Selasa (11/10/2016) dan memperkirakan kondisi ekonomi masih menunjukkan ketidakpastian akibat kemerosotan ekspor dan produksi. Khususnya, mogok kerja di suatu bidang yang terus berlanjut juga akan menghalangi proses pemulihan ekonomi.
Pemerintah beranggapan bahwa permintaan domestik seperti konsumsi dan investasi agak mengalami kemajuan. Investasi pada bidang infrastruktur pada bulan Agustus meningkat 14% dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dan investasi di bidang konstruksi juga meningkat 3,2%.
Jumlah penjualan departemen store bulan September meningkat 4,2% dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya, dan indikator terkait penjualan eceran juga meningkat.
Namun, kondisi ekspor dan produksi tetap mengalami kemerosotan. Volume ekspor bulan September menurun 5,9% dibandingkan dengan 1 tahun sebelumnya akibat kasus Samsung Galaxy Note 7, mogok kerja industri mobil, dll.
Akibat mogok kerja di bidang idustri otomotif, produksi di bidang pertambangan dan manufaktur turut menurun, dan rasio pengoperasian industri manufaktur juga menurun 3,4% poin akibat pabrik tidak dioperasikan.
Seorang pejabat pemerintah mengatakan unsur ketidakstabilan kondisi ekonomi semakin membesar karena ada kemungkinan kenaikan suku bunga standar AS, hasil pemilihan Presiden AS, pemberlakuan UU KimYoung-ran, dll.