Jumlah orang yang bekerja hanya 2-3 jam sehari di Korea Selatan meningkat drastis. Para pengamat mengatakan peningkatan ini disebabkan oleh promosi sistem kerja fleksibel dan perlambatan ekonomi.
Jumlah orang yang bekerja dengan waktu ultra singkat, yaitu sekitar 2-3 jam sehari atau 3-4 jam seminggu telah melonjak ke angka tertinggi dalam 5 tahun terakhir.
Menurut data pekerja untuk kuartal ketiga yang dikeluarkan oleh Badan Statistik Korea pada hari Senin (17/10/2016), jumlah orang yang bekerja maksimal 17 jam seminggu tercatat 1,34 juta orang. Angka ini naik 90.000 orang dibandingkan tahun lalu, dan merupakan yang tertinggi sejak kuartal ketiga tahun 2011.
Kenaikan ini didorong oleh peningkatan pekerjaan dengan jam kerja yang fleksibel.
Pemerintah telah mempromosikan jam kerja yang fleksibel untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak untuk wanita yang berhenti bekerja karena menikah atau melahirkan anak.
Para pengamat juga mengatakan perlambatan ekonomi juga menjadi penyebab lain peningkatan pekerja tidak tetap karena banyak bidang usaha yang tidak ingin mempekerjakan pekerja tetap.
Jumlah pekerja dengan jam kerja ultra singkat pernah terjadi pada tahun 1988 dan 1999 ketika krisis finansial Asia, dan tahun 2009 serta tahun 2011 menyusul krisis keuangan global.
Para ahli menyarankan agar pemerintah memperbaiki kondisi pekerja tidak tetap dengan menghidupkan ekonomi serta perluasan investasi, karena ada banyak lapangan kerja yang tidak berkualitas serta tidak memberikan jaminan kesejahteraan.