Amerika Serikat yang sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25% pada hari Kamis (15/12/2016), mengisyaratkan akan menaikkan kembali suku bunga sebanyak 3 kali untuk tahun depan.
Kenaikan suku bunga AS berdampak negatif pada perekonomian Korea Selatan, terutama tingginya kemungkinan keluarnya modal investor asing dari pasar uang lokal.
Sebuah analisis menunjukkan bahwa ketika suku bunga obligasi jangka waktu satu tahun dari AS naik 0,25%, maka setelah 3 bulan kemudian dana investasi asing di Korea Selatan akan keluar sebesar 3 triliun won.
Secara nyata, saat kenaikan suku bunga tahap pertama AS pada bulan Desember tahun lalu, dana sebesar 6,3 triliun won mengalir keluar dari pasar domestik selama 3 bulan.
Namun demikian, kenaikan suku bunga tahap kedua kali ini telah diprediksi, sehingga pelarian modal asing secara mendadak diharapkan tidak akan terjadi.
Sementara itu, Bank Sentral Korea Selatan (BOK) masih mengkaji apakah suku bunga acuan akan naik atau turun, atau dipertahankan.
Jika kenaikan suku bunga AS akan dipercepat tahun depan, maka BOK juga harus menaikkan suku bunga. Sementara itu, dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi Korea Selatan yang masih terperosok pada pertumbuhan rendah, maka suku bunga juga harus turun pada tahun depan.
BOK diproyeksikan kemungkinan besar akan membekukan suku bunga acuan di bulan Desember ini, melalui pertemuan Komite Keuangan pada tgl. 15 Desember.