Sejalan dengan kemungkinan pembatalan Kemitraan Trans Pasifik-TPP karena AS menarik diri, dianalisis Jepang kehilangan efek peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 136 triliun won, namun Korea Selatan yang merupakan non-anggota TPP terlepas dari krisis potensial dengan kehilangan PDB sebesar 4 triliun 600 miliar won.
Badan Promosi Perdagangan dan Investasi Korea-KOTRA menyatakan di dalam sebuah laporan, hari Rabu (1/3/2017) bahwa Kemitraan Trans Pasifik-TPP yang diprakarsai oleh AS dan Jepang hampir gagal setelah peluncuran pemerintahan Trump yang memprioritaskan proteksionisme, rencana Jepang untuk mengembangkan ekonomi berdasarkan TPP juga mengalami gangguan.
Sebelumnya, Bank Dunia memprediksi bahwa apabila TPP berlaku, PDB Jepang akan mengalami peningkatan 2,6% sampai tahun 2030, sehingga mereka dapat menikmati efek pertumbuhan ekonomi senilai 136 triliun won. Selain itu, volume ekspor meningkat 23,2% karena rintangan bea masuk dan non-tarif dihapus.
Namun, akibat keluarnya AS dari TPP pada tgl. 23 Februari lalu, efek ekonomi serupa itu sulit tercapai, dan peningkatan proteksionisme AS malah menurunkan daya saing harga produk ekspor utama Jepang.
Bank Dunia juga memperkirakan ekspor dan PDB Korea Selatan masing-masing menurun sebesar 4,1 miliar dolar dan 5,3 miliar dolar Amerika, namun kerugian potensial itu bisa dihindari.
Laporan tersebut menyatakan hubungan persahabatan antara AS dan Jepang tetap terjaga, sehingga Korea Selatan harus menghadapi pelaksanaan FTA antara AS dan Jepang atau penguatan regulasi impor. Untuk itu, Korea Selatan harus menyediakan langkah seperti peningkatan produksi di AS, memberagamkan pasar ekspor, dan fleksibilitas sistem produksi.