Nilai mata uang Korea won mencatat angka tertinggi dalam waktu 9 tahun terakhir sehingga dikhawatirkan berpengaruh buruk pada pemulihan ekspor.
Menurut indeks nilai tukar efektif riil (REER) untuk 61 negara yang dirilis The Bank for International Settlement (BIS) setiap bulan, nilai tukar won tercatat sebesar 114,02 per dolar AS pada bulan Februari atau meningkat 2,6% dibandingkan bulan Januari.
Nilai tukar efektif riil merupakan indeks yang menunjukkan nilai riil sebuah mata uang, dengan mempertimbangkan tingkat harga dan perdagangan di dunia.
Nilai riil won terus meningkat dalam dua bulan pertama tahun ini, bahkan mencapai angka tertinggi sejak krisis finansial global pada bulan Februari 2008 sebesar 118,75 won.
Apresiasi won ini dapat menimbulkan masalah karena melemahkan daya saing harga barang ekspor bagi Korea.
Sebelumnya, institut ekonomi LG dalam laporannya bulan lalu menunjukkan, pelemahan mata uang Eropa dan Jepang serta berlanjutnya kekhawatiran atas keadaan ekonomi Cina dan negara berkembang baru Asia Tenggara dapat menyebabkan apresiasi won terus berlanjut.
Akan tetapi, Gubernur Bank Sentral Korea Lee Ju-yeol mengatakan, pengaruh kurs terhadap ekspor relatif terbatas karena struktur ekonomi Korea telah berubah.