Utang rumah tangga meningkat tapi tidak diimbangi dengan peningkatan penghasilan sehingga kemampuan pelunasan utang tercatat sebagai paling rendah.
Menurut Bank Sentral Korea dan anggota parlemen Jae Yun-kyeong dari Partai Demokrat, utang rumah tangga mencapai 1.565,81 triliun won pada akhir tahun 2016, meningkat 10% dibandingkan tahun 2015.
Akan tetapi, tingkat penghasilan rumah tangga mencatat 875, 37 triliun won pada tahun 2016, hanya meningkat 4.0% dibandingkan setahun sebelumnya.
Oleh karena itu, rasio utang rumah tangga yang menunjukkan perbandingan utang rumah tangga dengan penghasilan tercatat 178,9%, meningkat 10% daripada setahun lalu.
Selain itu, perbandingan utang rumah tangga dengan GDP juga meningkat sebanyak 95,6% pada tahun lalu. Hal ini dicemaskan karena angka tersebut lebih tinggi daripada negara lain yang volume ekonominya lebih besar.
Bank Sentral Korea mengatakan, utang rumah tangga dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi dan konsumsi sehingga menyarankan pencarian solusi yang mampu meningkatkan penghasilan rumah tangga, daripada menahan peminjaman uang.