Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pada hari Jumat (21/4/2017) bahwa meskipun ekonomi Korea Selatan masih berjalan baik di tengah berbagai kondisi negatif dari sisi geografik termasuk ancaman provokasi Korea Utara, namun kemungkinan kenaikan suku bunga AS bisa mempengaruhi kondisi tersebut.
Wakil direktur bagian Asia-Pasifik IMF, Markus Rodlauer, menegaskan dalam pengarahan terbuka di cabang IMF di Washington DC, AS bahwa kenaikan suku bunga yang drastis dari AS adalah unsur yang paling berbahaya bagi perekonomian Korea Selatan.
Namun demikian, unsur ancaman dari segi geografik termasuk provokasi nuklir Korea Utara dan balas dendam dari Cina terhadap penempatan THAAD, dinilai tidak begitu banyak mempengaruhi investasi perdagangan ke Korea Selatan.
Lebih jauh dikatakan, ketidakstabilan internasional telah mempengaruhi ekonomi Korea Selatan, sehingga tidak menjadi ancaman yang baru. Ekonomi Korea Selatan telah memiliki kekuatan pemulihan yang cukup bagus dan mampu menyerap goncangan dari situasi ketegangan maupun dari pengaruh luar.
Selain itu, Korea Selatan menempati posisi yang sangat penting dalam perekonomian di wilayah Asia-Pasifik dan telah melakukan persiapan yang baik dari sisi rasio modal bank dan nilai tukar mata uang.