Tindakan balasan Cina akibat penempatan THAAD di Korea Selatan dinilai telah menghantam industri pariwisata Korea Selatan. Angka defisit pariwisata tercatat lebih serius daripada tahun 2015 yang mengalami gangguan akibat MERS.
Menurut data dari Bank Sentral Korea Selatan-BOK, nilai impor perjalanan pada bulan April lalu tercatat sebesar 990.600.000 atau berkurang sebesar 11,3% dibandingkan bulan Maret lalu.
Angka itu merupakan titik terendah dalam kurun waktu 1 tahun 9 bulan setelah bulan Juli tahun 2015 ketika MERS menyelimuti Korea Selatan.
Nilai impor perjalanan menunjukkan jumlah uang yang digunakan oleh warga asing di Korea Selatan untuk pariwisata atau perjalanan dinas, tidak termasuk uang untuk belajar atau memperoleh pendidikan. Akibat penurunan jumlah wisatawan Cina sejak bulan Maret lalu, pendapatan melalui perjalanan biasanya turut menurun.
Defisit neraca pariwisata di bulan April juga mencapai 1 miliar 11 juta 700 ribu dolar Amerika. Hal tersebut disebabkan karena jumlah warga Korea Selatan yang melakukan perjalanan ke luar negeri meningkat 22,4%, dan jumlah uang yang digunakan juga turut meningkat 19,5% dibandingkan 1 tahun sebelumnya.
Sebelumnya, BOK memprediksi bahwa tindakan balasan Cina terkait THAAD akan menurunkan rasio pertumbuhan ekonomi Korea Selatan sebesar 0,2% dan perekrutan tenaga kerja sebesar 25 ribu orang.