Untuk mengerem laju naiknya harga telur akibat menyebarluasnya penyakit flu burung, pemerintah mengimpor telur dari Thailand, namun belum ada dampak yang nyata.
Jumlah konsumsi telur per hari di Korea Selatan mencapai rata-rata 40 juta butir, namun jumlah impor telur dari Thailand hanya mencapai 280 ribu butir atau 0,7%. Telur yang diimpor itu disalurkan ke restoran atau toko roti, namun tidak dipasok ke pasar swayalan.
Untuk menstabilkan pasokan telur di dalam negeri, di antara 153 unit peternakan ayam, hanya 10 unit peternakan ayam saja yang bisa membesarkan ayam petelur. Kenaikan harga telur diperkirakan akan berlanjut sampai akhir tahun ini karena diperlukan waktu 6 bulan bagi seekor anak ayam untuk menjadi ayam petelur.
Pemerintah menyatakan bahwa pihaknya akan mengambil langkah lanjutan seperti mengimpor telur dari Eropa setelah mencermati kecilnya dampak impor telur dari Thailand.