Defisit layanan Korea Selatan dalam paruh pertama tahun ini menyentuh titik tertinggi dalam sejarahnya, karena jumlah warga Korea Selatan yang bepergian ke luar negeri meningkat, sedangkan jumlah turis Cina anjlok tajam akibat kasus pengerahan THAAD di Semenanjung Korea.
Menurut data neraca perdagangan internasional di bulan Juni yang dirilis Bank Sentral Korea (BOK), pada hari Kamis (3/8/2018), defisit layanan untuk paruh pertama tahun ini tercatat sebesar 15,74 miliar dolar.
Angka itu merupakan skala defisit yang terbesar dalam sejarahnya, karena neraca perdagangan di bidang perjalanan dan bidang pengangkutan, semuanya memburuk. Terutama defisit perjalanan di bulan Juni lalu, berada di rekor tertinggi dalam 23 bulan, atau sejak terjadinya kasus MERS di bulan Juli tahun 2015.
Menurut BOK, hingga bulan Juni, jumlah warga Korea Selatan yang melakukan perjalanan ke luar negeri naik 18% dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya, sebaliknya jumlah turis warga Cina anjlok sebanyak 66%.
Surplus komoditi juga turun 6,6% daripada paruh pertama tahun lalu, dengan tercatat 58,35 miliar dolar. hal ini dikarenakan ekspor semikonduktor dan perkapalan yang meningkat, dan volume impor lebih meningkat akibat naiknya harga energi.
Surplus neraca transaksi berjalan yang mencakup komoditi dan layanan di paruh pertama tahun ini tercatat 36,27 miliar dolar, atau mengalami penurunan 30% dibandingkan dengan paruh pertama tahun lalu.