Sebanyak 77,8% responden setuju atas langkah perubahan energi dari pemerintah yang mengurangi pembangkit listrik tenaga nuklir-PLTN, dan meningkatkan energi yang akrab lingkungan.
Lembaga Penelitian Ekonomi Hyundai melakukan survei melalui telepon kepada 1.014 orang dewasa mulai tgl. 17 hingga 20 Oktober lalu, dan mengumumkan hasilnya pada hari Selasa (31/10/2017).
Dikatakan, rasio setuju paling tinggi dipegang kalangan berusia 20-an tahun yaitu mencapai 88%, dan disusul kalangan berusia 60-an tahun dengan 64,4%.
Untuk risiko eksternal terkait sistem pembangkit listrik pada saat ini, sebanyak 82,4% respoden memilih bahaya atas kecelakaan terkait PLTN, dan 75,2% responden menjawab penanganan sisa bahan bakar nuklir dan pembongkaran PLTN.
Untuk penyediaan tenaga listrik, sebanyak 67,8% responden menjawab harus mengurangi porsi pembangkit listrik tenaga nuklir, dan 74,9% meminta pengurangan pembangkit tenaga batu bara.
Selain itu, ada pandangan agar pemerintah mengembangkan energi gas alam dan energi terbarukan.