Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Ekonomi

Permintaan Listrik Diprediksi Turun pada Tahun 2030

Write: 2017-12-15 11:21:30Update: 2017-12-15 11:38:46

Permintaan Listrik Diprediksi Turun pada Tahun 2030

Rencana penyediaan tenaga listrik yang ke-8 dilaporkan kepada parlemen pada hari Kamis (14/12/2017).

Dibandingkan dengan rencana ke-7 yang dibuat 2 tahun lalu, permintaan daya listrik maksimum turun 11%, atau sebanyak 12,7 GW yang dihasilkan 9 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) baru.

Menurut pemerintah penurunan permintaan tenaga listrik diakibatkan oleh penurunan pertumbuhan industri dan peningkatan efisiensi energi peralatan industri.

Menurut laporan tersebut, jumlah PLTN berkurang dari 24 unit menjadi 18 unit dan PLTN Wolseong 1 tidak difungsikan mulai tahun depan. Selain itu, pemakaian tenaga nuklir dan batu bara menurun sedangkan energi gas alam cair (LNG) serta terbarukan meningkat.

Dijelaskan juga, permintaan energi listrik akan dikurangi dengan menggunakan Teknologi Komunikasi dan Informasi (ICT) dan memperluas megawatt market.

Walaupun tarif listrik tidak mengalami perubahan, namun tarif khusus untuk industri yang beroperasi malam hari yang terkena potongan tarif cukup besar akan ditinjau kembali.

Rencana terbaru itu dinilai dibuat berdasarkan kebijakan pemerintah untuk 'melepaskan diri dari ketergantungan pada PLTN' dan memperbesar penggunaan  energi terbarukan. Namun rencana itu dikhawatirkan akan mempengaruhi permintaan listrik di bidang industri utama seperti semikonduktor dan baja.

Sebagian pihak menyarankan untuk mempertimbangkan situasi khusus Korsel karena rencana persediaan energi terbarukan masih belum lengkap.   

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >