Senator AS di Komite Luar Negeri pada hari Kamis (15/2/2018) waktu setempat menyampaikan bahwa Gedung Putih tidak mempunyai rencana serangan terlebih dahulu terhadap Korea Utara, yang disebut 'strategi hidung berdarah'.
 
Susan Thornton yang ditunjuk sebagai asisten wakil menteri luar negeri urusan Asia Timur dan Pasifik pun mengonfirmasi hal tersebut dalam uji kelayakan dan kepatutan pada hari yang sama.
 
Senator lain, perwakilan Idaho dari Partai Republik James Risch, mengatakan bahwa anggota parlemen telah mendapat informasi dari pejabat tinggi Gedung Putih bahwa mereka tidak pernah mempertimbangkan strategi semacam itu.
 
Dalam pidato uji kelayakan dan kepatutannya, Susan Thornton menegaskan penyelesaian masalah nuklir Kout secara damai dan dirinya pun mengutamakan denuklirisasi Semenanjung Korea melalui persetujuan diplomatik.
 
Dia menambahkan bahwa upaya pemerintahan Trump menyatukan masyarakat internasional untuk bekerja sama memberikan tekanan terkuat atas Korut, melalui sanksi Dewan Keamanan PBB serta upaya tambahan masyarakat internasional demi mengisolasi Korut secara diplomatik dan ekonomi, menunjukkan bahwa AS tidak mengakui nuklir Korut.   
  
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Heather Nauert tidak berkomentar tentang sebutan Susan Thornton terkait 'strategi hidung berdarah', tapi mengatakan bahwa kebijakan kementeriannya tidak berubah dan tekanan terkuat akan tetap berjalan.
 
Selanjutnya, Heather Nauert menjelaskan bahwa pihaknya tidak memperkenalkan langkah-langkah yang diambilnya terlebih dahulu, dan masih banyak bidang yang dikenakan sanksi. Lebih lanjut, pihaknya juga meneruskan pembicaraan dengan banyak negara yang sedang mempertimbangkan berbagai sanksi terhadap Korut.