China dan Rusia dilaporkan telah memblokir usaha AS dalam menghentikan ekspor minyak olahan ke Korea Utara, meminta lebih banyak waktu dan detail untuk meninjau tuduhan AS bahwa Pyongyang telah melanggar sanksi.
Reuters dan AFP pada hari Kamis (19/7/18) memberitakan bahwa AS telah mengajukan laporan kepada 15 anggota Dewan Keamanan PBB, bahwa sampai tanggal 30 Mei tahun ini, Korea Utara telah melakukan transaksi minyak olahan secara ilegal sebanyak 89 kali.
AS meminta komite untuk memberi tahu semua negara anggota PBB bahwa Korea Utara telah melanggar batas minyak petroleum 500 ribu barel per tahun yang diberlakukan sebagai sanksi sejak Desember 2017.
AS juga meminta Dewan Keamanan PBB untuk segera menghentikan semua kegiatan transaksi tersebut.
Namun anggota misi PBB Rusia pada hari Kamis dilaporkan telah mengajukan penangguhan atas tuntutan AS, dengan meminta komite untuk mencari informasi tambahan pada setiap kasus yang melibatkan transaksi minyak secara "ilegal".
China juga mendukung permintaan Rusia dan meminta AS untuk memberikan informasi faktual tambahan untuk memfasilitasi semua negara untuk mempelajari dan membuat penilaian.