Pemerintahan Trump berhati-hati mengambil tindakan terkait laporan Washington Post yang sebelumnya memberitakan bahwa Korea Utara tengah memproduksi rudal balistik antar-benua (ICBM) di sebuah fasilitas pinggir kota Pyongyang.
Saat ditanyakan mengenai laporan itu, jubir Kementerian Luar Negeri urusan Asia Timur dan Pasifik, Katrina Adams, pada hari Rabu (1/8/18) mengatakan bahwa pihak kementerian tidak mengomentari masalah terkait informasi intelijen.
Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih Hogan Gidley juga menolak berkomentar, dengan menambahkan bahwa pihaknya tidak akan mengonfirmasi atau menyangkal laporan tersebut.
Sebelumnya pada tgl.30 Juli, jubir Kementerian Luar Negeri Heather Nauert mengatakan pihaknya telah melihat laporan tersebut namun berhenti berkomentar lebih jauh.
Dia hanya mengutarakan bahwa Washington berharap agar pemimpin Korea Utara Kim Jong-un akan mematuhi janjinya untuk denuklirisasi.
Pemerintahan Trump bertindak dengan hati-hati untuk menjaga hubungan baik dengan Korea Utara sebagai langkah menjaga momentum dialog bilateral, dengan tetap mengawasi perkembangan terkait.
Harian terkemuka AS memuat laporan pada Senin (30/7/18) dengan mengutip pernyataan dari sejumlah pejabat intelijen bahwa sejumlah bukti mengindikasikan pekerjaan produksi ICBM berbahan bakar cair di sebuah fasilitas rudal dan nuklir Sanum-dong, di pinggir Pyongyang.