Pemerintah AS memulihkan sanksi terhadap Iran dari sisi ekonomi dan keuangan, dan pihaknya membolehkan sejumlah transaksi minyak mentah antara Iran dan delapan negara termasuk Korea Selatan.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menekankan di dalam jumpa pers hari Senin (5/11/18) waktu setempat, bahwa Iran harus menghentikan langkah provokasi seperti dukungan terhadap kelompok terorisme, penyebarluasan rudal balistik dan nuklir, dll.
Kementerian Keuangan AS menyatakan terdapat lebih dari 700 jumlah subyek yang mendapat sanksi dari AS meliputi individu, perusahaan, pesawat terbang, kapal, dll.
Isi utama dalam sanksi tahap kedua oleh AS terhadap Iran di bidang ekonomi dan keuangan adalah larangan impor minyak mentah dari Iran. Namun, Washington memperbolehkan transaksi minyak mentah selama 180 hari kedepan bagi delapan negara dengan Iran termasuk Korea Selatan, China, India, Jepang, Turki, dll.
Penasihat Dewan Keamanan Nasional (NSC) Gedung Putih, John Bolton menekankan bahwa pengecualian sanksi tersebut tidak dilaksanakan secara permanen, dan akan ada sanksi tambahan dari AS kepada Iran dalam waktu dekat.
Dia juga menambahkan, apabila Iran melanggar sanksi tersebut, Washington akan segera menjatuhkan hukuman yang keras kepada Iran dan mereka yang berbisnis dengan Iran.