Menurut hasil survei dari Bank Sentral Korea Selatan (BOK) dan Badan Statistik Nasional Korea Selatan, pengeluaran biaya pendidikan dari rumah tangga pada tahun lalu mengalami kenaikan 3,2% mencapai 42,247 triliun won.
Rasio tersebut yang terbesar ke-9 dalam waktu 9 tahun sejak tahun 2011 lalu. Biaya pendidikan meningkat meskipun angka kelahiran menurun karena pangsa pasar pendidikan untuk orang dewasa semakin berkembang.
Sejalan dengan penerapan 'Sistem 52 Jam Kerja Seminggu' pada bulan Juli tahun lalu, waktu kerja di malam hari menurun dan waktu pribadi meningkat, sehingga banyak kalangan pekerja yang mendaftar di institut pendidikan bahasa atau pusat budaya.
Seorang pejabat dari BOK mengatakan adanya peningkatan pengeluaran biaya pendidikan dari kalangan berusia 20 hingga 30-an tahun untuk olahraga, budaya, dll. Khususnya, peningkatan biaya sejak triwulan ketiga tahun lalu dipengaruhi oleh 'Sistem 52 Jam Kerja Seminggu'.
Selain itu, pengeluaran biaya untuk hiburan dan pembelian produk terkait hobi, masing-masing meningkat sebesar 4,6% dan 12,3% dibandingkan tahun sebelumnya.
Data statistik dari Badan Statistik Nasional Korea Selatan menunjukkan perubahan industri terkait hiburan dan olahraga, karena usaha pemilik fasilitas olahraga meningkat 27,9% pada tahun lalu.
Jumlah pemilik usaha permainan golf dengan sistem simulator (Screen Golf) dan ruang fitnes juga masing-masing meningkat 9,1% dan 6,9%. Namun, jumlah usaha pemilik toko minuman beralkohol menurun 2% dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal tersebut ditafsirkan budaya makan bersama setelah pulang kerja semakin menurun setelah 'Sistem 52 Jam Kerja Seminggu' dilaksanakan.