Komite sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa kompleks nuklir Yongbyon Korea Utara tetap aktif seiring dengan program nuklir dan misilnya.
Dalam laporan 66 halaman yang dirilis pada hari Selasa (12/3/19), sebuah panel yang terdiri dari para ahli internasional mengungkapkan bahwa reaktor lima megawatt di Yongbyon tetap aktif, walaupun terdapat penghentian sesekali dan berkala.
Laporan tersebut mengutip gambar satelit selama bulan November yang menunjukkan penggalian saluran-saluran air dan konstruksi sebuah gedung baru di dekat fasilitas-fasilitas pembuangan air reaktor.
Panel tersebut juga melaporkan bahwa Korea Utara menggunakan metode-metode yang lebih canggih untuk menghindari sanksi-sanksi PBB, termasuk meningkatkan impor produk-produk petroleum melalui transfer gelap kapal ke kapal.
Para ahli menyebut Pelabuhan Nampo sebagai tempat penghubung untuk penyelundupan ilegal Korea Utara, mengatakan bahwa pihaknya menyelundupkan produk-produk minyak ilegal yang dipindahkan langsung ke kapal-kapal melalui sambungan pipa bawah air di pelabuhan sebanyak 140 kali sejak bulan Januari hingga Agustus tahun lalu.