Pengumuman mendadak presiden AS Donald Trump baru-baru ini untuk menarik sanksi baru pada Korea Utara telah memicu kebingungan. Namun, Gedung Putih kembali memastikan sanksi yang dimaksud adalah sanksi yang berbeda dengan sanksi tambahan baru, yang sebelumnya menargetkan dua perusahaan pelayaran China yang diduga membantu Korea Utara.
Terkait pertanyaan wartawan tentang rincian perubahan kebijakan pemerintah, Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders menyatakan, pemerintah akan terus mempertahankan sanksi berat pada Korea Utara. Dia menambahkan, Presiden Trump saat ini merasa sanksi ini diperlukan.
Akan tetapi, Senator Marco Rubio di Partai Republik mengatakan dalam wawancara dengan NBC bahwa langkah presiden yang tidak biasa itu dapat meningkatkan ketidakpastian global atas sanksi-sanksi di masa depan.
Sementara itu, Utusan Khusus AS untuk Korea Utara Stephen Biegun tengah melakukan lawatan ke China.
Biegun yang tengah mengunjungi Beijing sejak hari Senin (24/3/19) dilaporkan mungkin akan bertemu dengan rekannya dari China, Wakil Menteri Luar Negeri Kong Xuanyou.
AS tampaknya berupaya membangun kembali kerja sama erat dengan dunia internasional dalam hal sanksi pada Korea Utara, dengan cara mengirim juru runding urusan Korea Utara, Beigun, ke China, menyusul rapat Dewan Keamanan PBB pada tanggal 14 Maret dan London pada tanggal 19 Maret yang lalu.