Lembaga Pemeringkat Kredit Internasional, Standard and Poors (S&P) merevisi prediksi pertumbuhan Korea Selatan untuk tahun ini, dari sebelumnya 2,5% menjadi 2,4%.
Dalam laporan Asia Pasifik triwulanan yang dirilis pada tanggal 3 April, S&P memperkirakan permintaan luar negeri untuk produk Korea Selatan akan merosot karena perlambatan sektor elektronik dan ketidakpastian terkait langkah AS untuk memperkuat proteksionisme perdagangan.
Menurut laporan tersebut, permintaan domestik tidak akan cukup kuat karena restrukturisasi perusahaan dan perlambatan di pasar tenaga kerja. Sehingga berdampak pada inflasi Korea Selatan yang diperkirakan akan berada di bawah target.
S&P juga mengatakan, ada kemungkinan bagi Bank Sentral Korea untuk menurunkan suku bunga acuan sebanyak sekali dalam tahun ini sebagai bagian dari kebijakan moneter akomodatif.