Ratusan orang menderita luka-luka dan meninggal dunia dalam pengeboman beberapa gereja dan hotel mewah serta lokasi lainnya di Sri Lanka pada Hari Minggu Paskah (21/4/19).
Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengungkapkan bahwa 228 orang meninggal dunia dan 450 orang luka-luka dalam serangkaian ledakan yang mengguncang beberapa kongregasi dan pertemuan-pertemuan di dalam dan sekitar ibu kota Kolombo.
Dikatakannya, pihak kepolisian telah menahan 13 tersangka yang semuanya berkewarganegaraan Sri Lanka.
Menteri Pertahanan Sri Lanka Ruwan Wijewardene menggambarkan pengeboman tersebut sebagai sebuah serangan teroris oleh ekstrimis agama, menambahkan bahwa sebagian besar dari pengeboman tersebut merupakan bom bunuh diri.