Wakil Perdana Menteri Urusan Perekonomian Hong Nam-ki menyatakan pada hari Senin (29/4/19) bahwa pemerintah berupaya untuk menstabilkan harga minyak dalam negeri sehubungan dengan sanksi AS terhadap Iran.
Ditambahkan pula, dia merasa bersalah sebagai Wakil Perdana Menteri Urusan Perekonomian karena rasio kenaikan Produk Domestik Bruto pada triwulan pertama tahun ini minus 0,3% dibandingkan triwulan sebelumnya akibat kemerosotan ekspor dan investasi.
Di dalam pertemuan untuk menyediakan langkah lanjutan penggairahan kondisi ekonomi yang dipimpinnya pada hari Senin ini, Hong mengatakan dirinya menganggap situasi saat ini sangat serius.
Untuk menggairahkan investasi swasta baik oleh perusahaan besar maupun kecil dan menengah, pemerintah akan menyediakan langkah dukungan semaksimal mungkin, kira-kira lima hingga enam langkah bagi tiap cabang industri sampai bulan Juni mendatang.
Hong juga menekankan dirinya berupaya agar rancangan anggaran tambahan belanja negara dapat diloloskan di parlemen.
Sehubungan dengan langkah AS untuk mengakhiri pengecualian sanksi terhadap impor minyak Iran bagi delapan negara, Hong mengatakan pemerintah berupaya keras untuk menstabilkan harga minyak mentah dalam negeri dalam menghadapi kemungkinan naiknya harga minyak internasional.
Selain itu, pihaknya juga berencana memvariasikan pasar impor minyak mentah, mendukung biaya darurat kepada perusahaan yang mengalami kerugian akibat sanksi tersebut.