Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mengeluarkan langkah penanggulangan baru untuk larangan merokok demi mengubah kondisi peningkatan perokok dengan rokok jenis baru.
Di Korsel, jumlah perokok cenderung berkurang sejak tahun 2008. Namun, angka perokok pria mencapai 38% dan berada di peringkat keempat di antara negara anggota Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
Perokok remaja yang awalnya cenderung menurun, kembali mengalami kenaikan sejak dua tahun terakhir.
Sementara itu, penjualan rokok elektrik yang pertama kali diluncurkan pada tahun 2007 juga turut meningkat. Penjualan tercatat naik empat kali lipat menjadi 332 juta bungkus pada tahun 2018.
Langkah penanggulangan yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan, dimaksudkan untuk mencegah kaum remaja memulai konsumsi rokok dan aktif menangani jenis rokok baru.
Salah satu langkah tersebut adalah memperbesar ukuran gambar peringatan bahaya merokok pada bungkus rokok menjadi 75% dari yang sebelumnya sebesar 50%. Kemudian, kementerian akan menerapkan 'bungkus rokok standar' yang tidak menggunakan iklan terkait penjualan rokok. Pada alat pengisap rokok elektrik pun, akan dipasang gambar dan tulisan peringatan bahaya merokok.
Karakter animasi atau kartun yang biasanya menarik perhatian remaja tidak boleh digunakan untuk iklan rokok. Selain itu, rokok beraroma tambahan juga secara bertahap akan dilarang penjualannya.
Dalam langkah yang sama, kementerian akan menerapkan larangan merokok di fasilitas umum dan dalam ruangan mulai tahun 2025.