Wakil Perdana Menteri Urusan Perekonomian Korea Selatan Hong Nam-ki menyatakan bahwa perlu diadakan pembahasan mengenai perpanjangan batas usia pensiun yang saat ini dibatasi hingga usia 60 tahun.
Penurunan jumlah penduduk usia produktif telah dimulai sejak dua tahun lalu, dan diperkirakan kecepatannya akan bertambah dengan cepat mulai tahun depan. Selisih penurunan usia produktif pada tahun depan melebar hingga empat kali lipat dibandingkan tahun ini, yaitu 232 ribu orang, dan jumlah selisihnya mencapai 520 ribu orang menjelang tahun 2030 mendatang.
Apabila jumlah penduduk usia produktif menurun, kemampuan pertumbuhan ekonomi juga turut menurun. Dari sisi tersebut, Wakil PM Hong menyatakan diskusi sosial untuk memperpanjang batas usia pensiun sangat dibutuhkan.
Namun, apabila batas usia pensiun diperpanjang, masalah perekrutan tenaga kerja di kalangan muda terasa lebih serius, sehingga hal tersebut dapat menimbulkan konflik antar generasi.
Sehubungan dengan kondisi ekonomi Korea Selatan yang dinyatakan menghadapi krisis, Hong membantah hal tersebut, dan memastikan bahwa kondisinya pada semester kedua tahun ini akan membaik.
Hong juga menekankan selisih kenaikan upah minimum pada tahun depan harus diminimalisir khususnya di bidang usaha yang terasa lemah dan sensitif. Dia juga menyatakan bahwa pemerintah Korea Selatan tidak berencana melakukan redenominasi atau penyederhanaan nilai mata uang.