Nilai ekspor Korea Selatan pada bulan lalu menurun sebesar 13,5% dibandingkan tahun sebelumnya, yang merupakan penurunan terbesar dalam kurun waktu 3 tahun 5 bulan setelah bulan Januari tahun 2016 lalu.
Kementerian Perindustrian, Perdagangan, dan Sumber Daya menyatakan bahwa nilai ekspor bulan Juni mencapai 44,1 miliar dolar Amerika dan penurunan ekspor berlangsung selama tujuh bulan secara berturut-turut.
Khususnya, nilai ekspor di bidang semikonduktor dan petrokimia masing-masing menurun sebesar 25,5% dan 24,5%. Penurunan tersebut diakibatkan oleh penurunan harga, bukan penurunan volume ekspor, karena harga semikonduktor dan petrokimia masing-masing menurun sebesar 33,2% dan 17,3% dibandingkan satu tahun sebelumnya.
Sedangkan, ekspor pembuatan kapal, otomotif, kesehatan bio, dll cukup membaik. Jumlah ekspor ke Amerika Latin dan Tengah meningkat, namun jumlah ekspor ke China dan ASEAN menurun. Khususnya, jumlah ekspor ke China menurun sebesar 24,1% dibandingkan satu tahun sebelumnya, yang menunjukkan penurunan terbesar dalam kurun waktu 10 tahun.
Akibat penurunan nilai ekspor yang beruntun, nilai ekspor kumulatif mulai Januari hingga Juni tahun ini menurun sebesar 8,5% menjadi 271,5 miliar dolar Amerika.
Unsur yang lebih parah adalah pemulihan nilai ekspor itu dilaksanakan lebih lambat dibandingkan perkiraan. Asosiasi Perdagangan Internasional Korea Selatan (KITA) menyatakan ekspor itu mulai pulih menjelang triwulan keempat akibat konflik perdagangan antara AS dan China, stagnasi konsumsi semikonduktor, dll.
Pemerintah akan mengeluarkan langkah untuk perubahan paradigma pasar ekspor yang condong ke sejumlah produk termasuk semikonduktor sampai akhir bulan ini.