Pemerintah Korea Selatan (Korsel) memprediksi pertumbuhan ekonomi Korsel 2,4-2,5%. Prediksi ini lebih rendah daripada prediksi standar dari laju pertumbuhan ekonomi Korsel.

Pemerintah mengumumkan arah kebijakan ekonomi untuk semester kedua tahun 2019 dalam rapat penanggulangan keaktifan ekonomi yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Urusan Perekonomian Hong Nam-ki hari Rabu (3/7/19).

Prediksi pertumbuhan ekonomi yang diumumkan pemerintah lebih rendah 0,2% poin daripada prediksi yang dikeluarkan pada bulan Desember tahun lalu.

Terkait dengan itu, pemerintah menjelaskan kegiatan konsumsi cenderung meningkat, tapi ekspor dan investasi lebih buruk akibat kondisi luar negeri.

Investasi konstruksi pada triwulan pertama tahun ini menurun 7,2% dibandingkan setahun lalu dan investasi fasilitas pun menurun 17,4%. Ekspor juga berkurang selama 7 bulan hingga bulan Juni lalu.

Bahkan, akibat konflik dagang AS dan China yang berlangsung lama, sektor semikonduktor yang menduduki 20% ekspor Korsel juga belum pulih.

Sementara itu, pemerintah memprediksi pertumbuhan untuk tahun depan sebesar 2,6% karena kondisi ekonomi dunia akan meningkat dan sektor semikonduktor pun membaik tahun depan.

Untuk memaksimalkan persentase pertumbuhan, pemerintah merencanakan akan mendorong investasi dari perusahaan-perusahaan dengan memberikan potongan pajak, masing-masing 2% bagi perusahaan raksasa dan 10% bagi UKM.