Bank investasi ternama global Morgan Stanley menunjukkan bahwa perselisihan perdagangan antara Korea Selatan dan Jepang akan menjadi tekanan tambahan untuk memicu perlambatan ekonomi Korea Selatan, yang telah menghadapi kemerosotan baik di dalam maupun luar negeri.
Bank investasi itu pada hari Selasa (9/7/19) mengatakan telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Korea Selatan untuk tahun ini dari sebelumnya 2,2%, menjadi 1,8%. Pertumbuhan ekonomi Korea untuk tahun depan diprediksi 1,7%.
Seorang pengamat ekonomi memperkirakan bahwa pengetatan ekspor oleh pemerintah Tokyo pada tiga jenis bahan baku yang sangat dibutuhkan untuk produk semikonduktor dan layar LED, mendorong keterbatasan pasokan material terkait dan kenaikan biaya produksi.
Eksportir Korea Selatan kemungkinan tidak terdampak oleh peraturan ekspor Jepang yang diperketat dalam waktu dekat, mengingat stok yang berlebihan di bidang teknologi dan informasi. Namun pembatasan ekspor Jepang pasti akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi, melalui penurunan stok dan jatuhnya kecepatan produksi.
Dia menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan ekspor Korea Selatan kemungkinan semakin turun dan bahkan titik rendah itu akan terus berlanjut hingga kuartal ketiga tahun ini, karena ketidakpastian sengketa perdagangan antara Amerika Serikat dan China yang terus berlangsung pasca KTT G-20 di Osaka.