Jepang memberikan batas waktu hingga tanggal 18 Juli kepada Korea Selatan (Korsel) untuk menanggapi permintaan pembentukan komite arbitrase terkait keputusan Mahkamah Agung Korsel tentang kompensasi pekerja paksa. Namun tampaknya pemerintah Korsel kemungkinan besar tidak akan menerima permintaan tersebut.
Sejumlah media Jepang memandang bahwa pemerintah Jepang akan menjatuhkan tindak balas tambahan.
Hal itu menyebabkan sejumlah perusahaan Korsel yang mengimpor bahan dan komponen dari Jepang mencari jalan lain untuk mendapatkan komponen dari luar Jepang.
Perusahaan Korsel, LG dan Samsung SDI merupakan produsen baterai mobil listrik terbesar keempat dan keenam di dunia, dan bahan-bahan utama produksinya berasal dari Jepang.
Jika tindak balas tambahan dilakukan oleh Jepang, maka perusahaan-perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan baik dalam hal biaya, maupun proses produksinya.
Karena itu, LG telah menjalankan rencana tanggapan darurat untuk memastikan pasokan bahan dari China dan Eropa, selain dari dalam negeri Korsel.
Serat karbon yang merupakan komponen utama kendaraan hidrogen adalah jenis produk yang disebut akan termasuk dalam tindak balasan tambahan oleh Jepang. Sebab itu, Hyundai Motors sedang mencari negara impor alternatif untuk menggantikan Jepang.
Sedangkan Samsung membutuhkan hidrogen fluorida yang masa penyimpannya pendek dan cadangannya terbatas. Samsung sedang mencari solusi dengan mengimpor dari pabrik di luar Jepang, dan memastikan kemungkinan produksi di dalam negeri.
Namun, dampak bagi perusahaan kecil dan menengah lebih parah. Hampir 59% perusahaan terkait semikonduktur kemungkinan tidak dapat bertahan hingga enam bulan kedepan.