Dalam konferensi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang digelar di China, pemerintah Korea Selatan mengkritik langkah pembatasan ekspor Jepang, namun pernyataan Jepang tetap tidak berubah.
RCEP adalah negosiasi Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) berskala besar yang menghadirkan 16 negara meliputi Korea Selatan, Jepang, China, dan lainnya.
Di upacara pembukaan tanggal 26 Juli lalu, delegasi pemerintah Seoul mempublikasikan ketidakadilan regulasi ekspor Jepang dan di hari berikutnya, pertemuan bilateral antara Korea Selatan dan Jepang digelar.
Pihak Korea Selatan menjelaskan bahwa langkah Jepang melanggar peraturan perdagangan internasional dan upaya kebebasan perdagangan serta juga memberi pengaruh negatif dalam jaringan regional.
Walaupun Korea Selatan terus mendesak untuk berdialog, pernyataan Jepang tidak berubah. Delegasi Korea Selatan mengusulkan klaim tersebut di pertemuan bilateral dengan negara lain.
Seorang pejabat pemerintah Seoul menyatakan bahwa pertemuan RCEP digelar untuk negosiasi FTA, sehingga negara-negara peserta tidak mengeluarkan pernyataan mereka secara terbuka, namun mereka berharap agar Korea Selatan dan Jepang dapat memecahkan masalah itu melalui dialog.
Sementara itu, negosiasi resmi RCEP ke-27 berlangsung hingga tanggal 31 Juli mendatang. Pemerintah Seoul berencana untuk meningkatkan simpati internasional atas ketidakadilan langkah Jepang.