Amerika Serikat dilaporkan mendesak Korea Selatan dan Jepang untuk mempertimbangkan penandatanganan sebuah "perjanjian penundaan (standstill agreement)" untuk memberikan waktu negosiasi terkait sengketa perdagangan yang berkembang antara Seoul dan Tokyo.
Menurut Reuters pada hari Selasa (30/7/19), seorang pejabat senior Amerika Serikat mengatakan bahwa Washington berupaya membantu sengketa antara kedua sekutu regionalnya tersebut.
Dilaporkan bahwa pejabat itu mengatakan pengajuan penundaan tersebut tidak akan menyelesaikan perbedaan yang ada antara kedua negara, namun akan mencegah aksi-aksi ke depan untuk beberapa saat, sehingga dapat memberikan kesempatan pembicaraan.
Ditambahkannya, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo dijadwalkan bertemu dengan menteri luar negeri Korea Selatan dan Jepang dalam Forum Regional ASEAN (ARF) di Bangkok pada hari Kamis (1/8/19).
Dia juga mengatakan bahwa Washington akan memperhatikan dengan saksama pidato yang akan disampaikan oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada tanggal 15 Agustus mendatang dalam peringatan 74 tahun pembebasan Korea dari penjajahan Jepang.
Setelah adanya kontrol ekspor material teknologi tinggi oleh Jepang kepada Korea Selatan pada tanggal 4 Juli lalu, Tokyo diperkirakan akan memutuskan pada hari Jumat (2/8/19) untuk mengecualikan Korea Selatan dari daftar putih negara-negara yang mendapatkan perlakuan khusus dalam prosedur perdagangan dengan Tokyo.
Sementara itu, Jepang secara resmi menyangkal laporan dari kantor berita asing yang mengabarkan bahwa AS meminta Korea Selatan dan Jepang untuk menandatangani "perjanjian penundaan".
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga dalam pengarahan rutin hari Rabu menyampaikan bahwa memang ada berita seperti itu, namun isi berita itu tidaklah benar.