Kantor Berita Reuters dan CNN menyampaikan bahwa otoritas keamanan Amerika Serikat sedang menganalisis proyektil yang kembali diluncurkan oleh Korea Utara pada hari Jumat (2/8/19) dini hari.
Media Amerika Serikat melaporkan bahwa proyektil tersebut sejenis dengan proyektil yang ditembakkan dua hari sebelumnya dan tidak mengancam negaranya.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari Kamis (1/8/19) waktu setempat mengatakan penembakan proyektil Korea Utara dalam kendali Amerika Serikat sehingga tidak perlu dikhawatirkan.
Trump menegaskan Amerika Serikat tetap akan berunding dengan Korea Utara mengenai isu nuklir, bukan isu rudal jarak pendek.
Sebelumnya, Penasihat Dewan Keamanan Nasional (NSC) Gedung Putih John Bolton juga menilai peluncuran rudal balistik jarak pendek Korea Utara bukanlah hal yang serius.
Dikatakan bahwa Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tidak melanggar perjanjian dengan Amerika Serikat untuk tidak melakukan uji coba nuklir dan peluncuran rudal jarak menengah maupun panjang.
Sementara itu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menggelar rapat tertutup terkait penembakan proyektil Korea Utara tersebut dan kemudian mendesak negara komunis itu agar melakukan perundingan yang bermakna dengan Amerika Serikat.
Beberapa negara termasuk Inggris dalam rapat tersebut menyatakan bahwa sanksi terhadap Korea Utara harus dilaksanakan sampai program nuklir dan rudal balistik negara komunis itu dihapuskan dan Dewan Keamanan PBB harus sepaham dalam mempertahankan resolusi sanksi terhadap Korea Utara.
Amerika Serikat tidak menghadiri rapat Dewan Keamanan PBB tersebut. Sikap Amerika Serikat ditafsirkan bahwa pihaknya mempertahankan sikap rukun terhadap Korea Utara untuk melancarkan pertemuan tingkat kerja dengan Korea Utara.